Rabu, 03 April 2013

TUJUAN BK ISLAMI





BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Manusia dilahirkan didunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu pula manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai masalah  itu ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau mereka memerlukan bantuan orang lain (konselor) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan “konseling”

Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara, salah satunya adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur seluruh aspek  kehidupan manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan dan konseling.

Dalam makalah ini nanti akan dipaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan konseling islam, termasuk tujuan-tujuan dari bimbingan konseling islam.

2.1     Rumusan Masalah
a.    Apa Makna dan Definisi Bimbingan dan Konseling Islam?
b.   Apa Tujuan dari Dilaksanakannya Bimbingan Konseling Islam ?




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Bimbingan dan Konseling Islami

A. Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depannya.

Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Menurut Muhammad Surya, bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuain diri dengan lingkungannya.[1]

Edwin C. Lewis (1970), mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah (klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya

B. Islam
Istilah Islam dalam wacana studi Islam berasal dari bahasa arab dalam bentuk masdar yang secara harfiyah  berarti selamatsentosa dan damai. Dari kata kerja salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri. Dengan demikian arti pokok Islam secara kebahasaan adalah ketundukan, keselamatan, dan kedamaian. [2]

Secara terminologis, Ibnu Rajab merumuskan pengertian Islam, yakni: Islam ialah penyerahan, kepatuhan dan ketundukan manusia kepada Allah swt. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perbuatan.

Di samping itu, Syaikh Ahmad bin Muhammad Al-Maliki al-Shawi mendefinisikan Islam dengan rumusan Islam yaitu: atauran Ilahi yang dapat membawa manusia yang berakal sehat menuju kemaslahatan atau kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhiratnya.[3]

Pendapat lain menyatakan bahwa islam adalah agama yang dibawa oleh para utusan Allah dan disempurnakan oleh rasullullah SAW yang memiliki sumber pokok al-quran dan sunnah rasullullah SAW sebagai petunjuk umat islam sepanjang masa.

C. Bimbingan Konseling Islam
Secara sederhana, gabungan dari masing-masing isitilah dari poin A dan B tersebut dapat dikaitkan satu dengan lainnya sehingga menjadi sebutan Bimbingan Konseling Islam. Dalam hal ini, Bimbingan Konseling Islam sebagaimana dimaksudkan di atas adalah terpusat pada tiga dimensi dalam Islam,
yaitu ketundukankeselamatan dan kedamaian. Batasan lebih spesifik, Bimbingan Konseling Islam dirumuskan oleh para ahlinya secara berbeda dalam istilah dan redaksi yang digunakannya, namun sama dalam maksud dan tujuan, bahkan satu dengan yang lain saling melengkapinya. Berdasarkan beberapa rumusan tersebut dapat diambil suatu kesan bahwa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah.[4]

Pengertian tersebut antara lain didasarkan pada rumusan yang dikemukakan oleh H.M. Arifin, Ahmad Mubarok dan Hamdani Bakran Adz-Dzaki. Bahkan pengertian yang dimaksudkannya adalah mencakup beberapa unsur utama yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu: konselor, konseli dan masalah yang dihadapi. Konselor dimaksudkan sebagai orang yang membantu konseli dalam mengatasi masalahnya di saat yang amat kritis sekalipun dalam upaya menyelamatkan konseli dari keadaan yang tidak menguntungkan baik untuk jangka pendek dan utamanya jangka panjang dalam kehidupan yang terus berubah. Konseli dalam hal ini berarti orang yang sedang menghadapi masalah karena dia sendiri tidak mampu dalam menyelesaikan masalahnya. Menurut Imam Sayuti Farid, konseli atau mitra bimbingan konseling Islam adalah individu yang mempunyai masalah yang memerlukan bantuan bimbingan dan konseling. Sedangkan yang dimaksudkan dengan masalah ialah suatu keadaan yang mengakibatkan individu maupun kelompok menjadi rugi atau terganggu dalam melakukan sesuatu aktivitas.[5]

Dalam pandangan Farid Hariyanto (Anggota IKI jogjakarta) dalam makalahnya mengatakan bahwa bimbingan dan konseling dalam Islam adalah landasan berpijak yang benar tentang bagaimana proses konseling itu dapat berlangsung baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif pada klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan wahyu dan paradigma kenabian (Sumber Hukum Islam).[6]

Beberapa ayat al-Quran yang berhubungan dengan bimbingan konseling diantaranya adalah:

    وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar[[7]], merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran:104)

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalann-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (An Nahl:125)

2.2  Tujuan Bimbingan Konseling Islam Menurut Para Tokoh

Thohari Musnamar membagi tujuan bimbingan dan konseling Islami menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dari bimbingan dan konseling Islami adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan khusus bimbingan dan konseling Islami adalah ;
a.         Membantu individu agar tidak menghadapi masalah
b.        Membantu individu mengatasi masalah yang dihadapi
c.         Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

Tujuan konseling Islami menurut Hamdani Bakran Adz-Dzuki, adalah :

1.        Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainah), bersikap lapang dada (radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyah)
2.        Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan, tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan social dan alam sekitarnya
3.        Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih saying
4.        Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya, serta ketabahan untuk menerima ujian-Nya
5.        Untuk menghasilkan potensi ilahiyyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik, menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungan pada berbagai aspek kehidupan.

Tujuan bimbingan dan konseling islami dari seminar dan lokakarya nasional bimbingan dan konseling islami II yang diselengarakan di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta tanggal 15-17 Oktober 1987 (dalam Anwar Sutoyo 2007 : 21) diantaranya:
a.              Agar orang yakin bahwa Allah SWT adalah penolong utama dalam segala kesulitan.
b.             Agar orang sadar bahwa manusia tidak ada yang bebas dari masalah, oleh sebab itu manusia wajib berikhtiar dan berdo’a agar dapat menghadapi masalahnya secara wajar dan agara dapat memecahkan masalahnya sesuai tuntunan Allah.
c.              Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang dianugrahkan Allah itu harus difungsikan sesuai ajaran islam.
d.             Memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan kesehjateraan hidup lahir batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat berdasarkan ajaran islam.

Bimbingan Konseling Islam sifatnya hanya merupakan bantuan saja, sedangkan tanggung jawab dan penyelesaian masalah terletak pada diri individu (Klien) yang bersangkutan. Secara garis besar, tujuan bimbingan dan konseling islami dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sendiri sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Sedangkan dalam bukunya bimbingan dan konseling dalam islam, Aunur Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling islam dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Tujuan khusus adalah :
1.        Membantu individu mencegah timbulnya masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan belajar/pendidikan anak didik
2.        Membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar atau pendidikan
3.        Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kegiatan belajar agar tetap baik dan mengembangkannya agar jauh lebih baik.

2.3. Tujuan Bimbingan Konseling Islam menurut Kelompok

Secara garis besar dari beberapa pendapat para tokoh diatas dapat kami simpulkan bahwa tujuan umum bimbingan konseling islam ialah untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:
1.        Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya.
2.        Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya.
3.        Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang.
4.        Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan menerima ujianNya.
5.        Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
6.        Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan petunjuk ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian .

Bimbingan dan Konseling Islami memiliki Tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang hendak dicapai, yakni :

·           Tujuan Jangka Panjang
Agar fitrah yang dikaruniakan Allah kapada indivdu bisa berkembang dan berfungsi baik, sehingga menjadi pribadi kaffah[8], dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam kehidupan sehari – hari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
·           Tujuan Jangka Pendek
Terbinanya iman (fitrah) individu hingga membuahkan amal saleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa:
1.         Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya.
2.         Selalu ada kebaikan (hikmah) di balik ketentuan (taqdir) Allah yang berlaku atas dirinya
3.         Manusia adalah hamba Allah, yang harus ber-ibadah kepada-Nya sepanjang hayat.
4.         Ada fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, jika fitrah iman dikembangkan dengan baik, akan menjadi pendorong, pengendali, dan sekaligus pemberi arah bagi fitrah jasmani, rohani, dan nafs akan membuahkan amal saleh yang menjamin kehidupannya selamat di dunia dan akhirat.
5.         Esensi iman bukan sekedar ucapan dengan mulut, tetapi lebih dari itu adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkan dalam amal perbuatan.
6.         Hanya dengan melaksanakan syari’t agama secara benar, potensi yang dikaruniakan Allah kepadanya bisa berkembang optimal dan selamat dalam kehidupan di dunia dan akhirat (Sutoyo: 2007)



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Konseling Islam adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin untuk dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga dapat hidup secara harmonis sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul-Nya demi tercapainya kebahagiaan duniawiah dan ukhrawiah.

Tujuan bimbingan dan konseling pendidikan Islam adalah membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan kegiatan belajar / pendidikan, membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar/pendidikan, dan membantu individu memelihara situasi dan kondisi kegiatan belajar agar tetap baik dan mengembangkannya menjadi lebih baik.


[1] Mohammmad Surya, Psikologi konseling, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2003 Hal. 2
[2] Asy`ari, Ahm dkk., Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2004),  hal. 2
[3] Ahmad bin Muhammad al-Mali al-Shawi, Syarh al-Shawi `ala Auhar al-Tauhid, hal. 62.
[4] Ahmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 4-5
[5]mam Sayuti Farid, Pokok-Pokok Bahasan Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah, hal. 29
[6] Farid Hariyanto, makalah dalam seminar Bimbingan Dan Konseling AgamaJakarta: 2007 hal. 2
[7] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. 
[8] Pribadi kaffah adalah pribadi utuh, pribadi sempurna, yakni satunya ucap dan perbuatan hanya dipersembahkan kepada Allah SubhanahuWata’ala.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mubarok,Al-Irsyad.2002.Konseling Agama Teori dan Kasus. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru

Anwar Sutoyo.2007.Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktek). Semarang: Cipta Prima Nusantara

Aunur Raqim Faqih. 2001. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: Pusat Penerbitan UII Press Yogyakarta

Mohammmad Surya.2003.Psikologi konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy


Tidak ada komentar:

Posting Komentar